( Puisi Wajib )
I’tikaf
Dilautan hikmah kalamMU
lirih hatiku bergetar mengeja alif-lam-mimMU
ditelaga bijak IqroMU
angin malas bergerak
malam-malam serasa berhenti
diluas langit malamMU
lukisan bulan melengkung sabit
goresan bintang mengerjap
mengalunkan melodi harmoni
diantara kerlip cahaya
tangan kecil ini menengadah hanya padaMU
disetiap menit yang berlalu
Ya Robbi
dada ringkih ini sesak
terguncang desah lantunan
bait-bait indah AsmaMU
Ya ilahi
KAUlah yang kuasa
penuhi segala pinta
mengharap KAU sudi teteskan rahmatMU
disepertiga akhir waktu yang merambat
disisa-sisa perjalanan
melintasi bukit-bukit dan lereng kesemuaan ini
Ya Gusti
damai ini milikMU
resapkan perlahan Ya Alloh
disetiap bilah hatiku
Karya : Epri Tsaqib
(Puisi pilihan)
C I N T A
Ya Aziz..........
Jika Cinta Adalah Ketertawanan
Tawanlah Aku Dengan Cinta Kepada-Mu
Agar Tidak Ada Lagi Yang Dapat
Menawanku Selain Engkau
Ya Rohim..........
Jika Cinta Adalah Pengorbanan
Tumbuhkan Niat Dari Semua Pengorbananku
Semata-mata Tulus Untuk-Mu
Agar Aku Ikhlas Menerima Apapun Keputusan-Mu
Ya Robbii..........
Jika Rindu Adalah Rasa Sakit
Yang Tidak Menemukan Muaranya
Penuhilah Rasa Sakitku
Dengan Rindu Kepada-Mu
Dan Jadikan Kematianku Sebagai
Muara Pertemuanku Dengan-Mu
Ya Robbii..........
Jika Sayang Adalah Sesuatu Yang Mempesona
Ikatlah Aku Dengan Pesona-Mu
Agar Damai Senantiasa Kurasakan
Saat Terucap Syukurku Atas Nikmat Dari-Mu
Ya Alloh..........
Jika Kasih Adalah Kebahagiaan
Yang Tiada Bertepi
Tumbuhkan Kebahagiaan Dalam Hidupku
Di saat Kupersembahkan Sesuatu Untuk-Mu
Ya Alloh..........
Hatiku Hanya Cukup Untuk Satu Cinta
Jika Aku Tak Dapat Mengisinya Dengan Cinta Kepada-Mu
Kemanakah Wajahku Hendak Kusembunyikan Dari-Mu
Ya Ar-Rahman.........
Dunia Yg Engkau Bentangkan Begitu Luas
Bagai Belantara Yg Tak Dapat Kutembus
Di Malam Yang Gelap Gulita
Agar Tidak Tersesat Dalam Menapakinya
Ya Ar-Rahhim…….
Berikan Alas Kaki Buat Hamba Agar Jalan Yg Kutapaki Terasa Nikmat
Meski Penuh Dengan Bebatuan Runcing & Duri Yang Tajam
Hamba Sadar Semua Ini Milikmu Dan Suatu Saat
Jika Kau Kehendaki Semuanya Akan Kembali Jua Kepada-Mu
Hamba pasrahkan kehidupan hamba kepada-Mu.
Karya : Epri Tsaqib
(Puisi pilihan)
Hati yang Merindu
Saat kerinduan tak tertahankan
Kala kesadaran mulai mengambang
Daku bertanya, “ ada apa gerangan?”
Ku bertanya, namun tak tahu untuk siapa…
Ku berseru, tapi semua membisu
Dunia seakan tuli
Entah kepada siapa lagi
Ku harus mengadu
Engkaulah ya Robbi, labuhan hati ini…
Hanya pada-Mu lah bersandar segala hati
Tolong…bimbinglah hati ini
Untuk selalu menyebut nama-Mu…
Ketika hati rindu bertemu…
Hanya Engkau-lah yang mampu membantu..
Ya, Allah…pertemukan kami dalam rindu-Mu
Rindu untuk bertemu dengan-Mu
Rindu kasih sayang-Mu…
Rindu petunjuk-Mu
Hingga kami takkan terpisahkan lagi
Masuk dalam golongan orang yang mencintai-Mu.
Karya : Asma Nadia
(Puisi pilihan)
Tetesan Darah Cinta Palestina
Dengan segenap rasa kedamaian
Kata cinta sebagai karunia
Hanya terpendam di
Ingin rasanya menuai surga
Kala tetesan berkucuran
Dalam setiap sayatan luka
Di sekujur yang telah tak terhiraukan
Kini, setiap hembusan napas
Mengalir bersama darah segar yang suci
Demi mempertahankan
Hak-hak yang dirampas
Oleh para koloni-koloni zionis banci
Tak peduli hujan peluru
Tak tergentarkan dengan letupan
Tank-tank yang menghalau
Kupenuhi panggilan suci
Bersama kalimat-kalimat suci
Allahu akbar…
La…ilaha illallah…
Muhammad rosululloh….
Walau nyawa telah berada ditenggorokan
Selagi jantung masih berdetak
Walau harus merangkak-rangkak
Selagi nadi masih berdenyut
Kobaran jihad takkan pernah surut
Setiap peluru musuh yang menembus kulit
Adalah penambah kekuatan perang
Setiap tetesan darah yang mengalir dari jantung
Adalah pembakar semangat jihad
Berjuang dengan segenap jiwa dan raga
Membela palestina tercinta
Adalah niat luhur para syuhada
Tuk menggapai ridha azza wa jalla
Karya : Syamsul Al Arifai
(Puisi pilihan)
Bunda, Maafkan Dede
Air mata dosa mengalir tak bermuara
Luka hati tak berderak terus berbekas
Dalam lebih dalam dari palung lautan
Maafkan Dede Bunda,
Getar bergemuruh di dalam kalbu
Salah, khilaf sesal bukan penawar
Gundah, tangis temani waktuku
Hanya seonggok salah
Terlentang terbayang
Tergores merah samar peta purnama
Rindu akan purnama yang dulu cerah memelukku
Semaian kasih suci di lilitan waktuku
Tapi semua berlalu menjadi debu
Maafkan Dede Bunda,
Daun tangkai, akar kian layu
Tanpa tangan yang aku pegang
Ku cium hormat
Belenggu debu menutupiku
Karya : Chan Pada